Jadi Remaja Super Hebat Ternyata Gampang kok!
Judul Buku : Super Teens
Pengarang : Malahayati, S.Psi
Penerbit : Jogja Bangkit Publisher (Anggota Ikapi)
Tahun Terbit : Cetakan Pertama 2010
Tebal Buku : 180 halaman
Harga Buku : Rp33.000,00
K |
alau ditanya masa-masa apa yang paling indah dalam hidup, banyak yang bilang kalau itu masa sekolah. Orang bilang kalau masa-masa SMP dan SMA adalah masa-masa kamu sedikit badung atau kreatif. Ingat nggak kalau kamu suka ngasih nama julukan sama guru kamu dengan sebutan yang membuat kamu tertawa saking puasnya, atau masa-masa kamu jatuh cinta untuk pertama kalinya, atau waktu kamu bolos sekolah karena terlalu banyak tugas, gurunya pun galak-galak, dan saat bulan puasa ketika kamu nggak bisa nahan ngantuk. Atau kamu jalan-jalan ke mal waktu jam belajar, terus kamu dikejar-kejar sama Satpam mal, semua itu pasti menjadi kenangan yang manis dan lucu untuk dikenang. Foto-foto kamu ketika zaman SMA pasti pada narsis. Beda dengan ilustrasi waktu SD yang polos sekaligus culun.
Begitulah sekilas gambaran hidupmu di masa remaja. Saking indahnya masa remaja, coba saja kamu lihat banyak orang mencoba mengabadikannya dengan membuat sinetron remaja, novel remaja, majalah khusus remaja, dan berbagai hal lain tentang remaja, pokoknya spesial buat remaja. Karena kamu adalah makhluk istimewa yang menjadi pusat perhatian banyak orang. Kamu tuh beda banget, salah satunya karena kamu adalah makhluk yang sedang mengalami masa transisi, nggak bisa disebut anak-anak, juga belum layak disebut dewasa. Karena kamu sebentar lagi bakal memasuki masa dewasa, sepertinya kamu kudu nyiapin diri nih. Kalau nanti kamu sudah dewasa, itu artinya sebentar lagi kamu bakal jadi manusia mandiri dengan tanggung jawab yang lebih besar dari yang sebelumnya.
Banyak kasus yang menimpa para remaja karena remaja seusia kamu rawan dengan pengaruh-pengaruh negatif. Bisa-bisa tanpa sadar kamu terperosok menjadi pemakai atau bandar narkoba, bahkan bisa jadi kamu jatuh dalam pergaulan bebas alias free sex. Itu hanya sedikit contoh. Kan sayang banget, di saat-saat kamu bisa membuat karya-karya gemilang, kamu malah terjebak pada perbuatan-perbuatan seperti itu. Tahu nggak kalau sebenarnya kamu bisa melakukan banyak hal agar lebih aktif, produktif, dan ceria. Makanya, sayang banget kan kalau masa remaja yang indah ini kamu sia-siain begitu saja. Jadi, kalau kamu nggak mau nyesel belakangan, kamu harus bisa menata diri dari sekarang. Seperti kata orang bijak, hidup itu Cuma sekali, jadi hiasilah dengan prestasi.
Sebenarnya siapa saja sih yang layak disebut remaja itu? Secara umum nggak ada batasan yang jelas tentang rentang usia remaja tersebut karena beragamnya sudut pandang mengenai rentang usia remaja. Menurut organisasi dunia World Health Organization (WHO), remaja adalah mereka dengan rentang usia 18-24 tahun dan mereka yang sudah mengalami perkembangan, dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder sampai ia mencapai kematangan seksual, perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menuju dewasa. Terjadinya peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan ekonomi yang relatif lebih mandiri. Sedangkan menurut Dr. Sarlito, seorang tokoh psikologi di Indonesia, mendefinisikan remaja sebagai individu dalam batas usia 11-24 tahun dan sedang mengalami perkembangan fisik dan mental. Secara umum bisa disimpulkan bahwa usia remaja di Indonesia berkisar saat usia kamu menginjak akhir masa SD, SMP dan SMA, hingga awal kuliah.
Menjadi seorang remaja itu pasti memiliki konsekuensi tersendiri. Seperti kamu memasuki sebuah sekolah, kamu pasti akan disodori berbagai macam peraturan yang harus kamu patuhi. Andaikan kamu tidak mematuhi peraturan itu, tentu kamu akan dianggap menyimpang. Bisa-bisa kamu kena skors berkali-kali, bahkan di-drop out karena kedapetan nge-drugs, cabut waktu jam belajar, memakai seragam yang tidak lengkap, dan sebagainya.
Menurut salah seorang pakar psikologi, bernama Havighurst, remaja seusia kamu punya beberapa tugas perkembangan di tahap perkembanganmu saat ini. Untuk masyarakat Indonesia yang cenderung komunal alias sangat mementingkan kelompok dan sangat “timur”, pasti ada penyesuaian-penyesuaian sendiri. Beberapa tugas perkembangan tersebut adalah :
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6. Memilih dan mempersiapkan karier.
7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual.
9. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
Orang seusia kamu (remaja) itu bukanlah anak yang bau kencur lagi. Tahap perkembanganmu sudah berbeda dengan anak-anak. Begitu pula, tugas perkembanganmu pun juga berbeda dengan saat kamu masih kanak-kanak. Umumnya remaja seusia kamu tuh usia yang sedang kreatif-kretifnya. Manusia kreatif seperti remaja akan banyak yang menyayangkan jika kreatifitas mereka tidak digunakan untuk hal-hal yang bisa membawa manfaat bagi banyak orang. Siapa tahu kamu bisa seperti remaja-remaja Indonesia yang mampu memenangkan olimpiade internasional di kancah dunia. Untuk hal-hal yang lebih praktis, kamu bisa membuat resep masakan ala kamu sendiri, membuat alarm sederhana untuk banjir, atau membuat alat listrik sederhana.
Pada masa kamu juga sangat mencintai kebebasan. Ketidaksukaanmu untuk diatur oleh orang lain mulai terlihat, bahkan dengan orangtuamu sendiri. Kamu sekarang sudah punya ruang-ruang privacy sendiri, yaitu dimana kamu nggak mau dimasuki atau diatur oleh orang lain. Saat-saat remaja juga adalah saat dimana kamu suka sekali mencoba hal-hal baru. Begitu kamu mendapat kesempatan untuk berbuat hal-hal baru, terlepas dari apakah itu positif atau negatif, maka kamu suka menggunakan kesempatan ini karena rasa penasaran kamu yang begitu besar. Contoh negatifnya, seperti mencoba merokok dan narkoba yang akhirnya malah ketagihan. Nggak heran banyak pengguna dan bahkan pengedar narkoba yang masih berusia belasan dan masih duduk di bangku SMP atau SMA. Yakinlah kalau kamu bukanlah tipe remaja seperti itu. Kata kuncinya adalah rajin mencoba hal baru menyebabkan kamu mudah dipengaruhi oleh lingkunganmu.
Ciri yang lain dari kamu adalah mempunyai semangat tinggi namun kadang tidak stabil. Itulah bedanya antara remaja seusia kamu dengan orang dewasa. Kalau orang dewasa membuka sebuah usaha, pasti dia akan mikir bagaimana kelanjutan usaha ini kedepannya. Intinya biar usahanya bisa tetap lancar dan menghasilkan keuntungan. Remaja kadang-kadang masih mikir, kalau untungnya besar dan peluang terbuka lebar, baru mereka semangat untuk menjalankannya. Tetapi kalau sudah mulai mandek, mereka akan berhenti dan tidak mau lagi meneruskan usaha itu. Menurut para psikolog, kamu berada di antara peralihan dua fase, yaitu masa anak-anak dan masa dewasa. Awal usia dewasa berdasarkan psikologi perkembangan dimulai dari usia 20 tahun. Dalam masa transisi ini banyak perubahan terjadi pada dirimu, baik perubahan psikis maupun perubahan biologis.
Masa remaja ini juga masa dimana kamu bisa dengan mudah melakukan kejahilan-kejahilan. Di masa-masa remajamu, kamu bisa melakukan hal-hal berani atau kadang juga nekat. Kamu nggak banyak pertimbangan seperti orang dewasa yang biasanya banyak pertimbangan saat mereka melakukan sesuatu. Kamu cenderung melakukannya spontan. Asalkan kamu senang melakukannya, ya kamu akan melakukannya. Keberanianmu dalam beberapa hal layak diacungi jempol, baik dalam konteks positif maupun negatif.
Orang-orang banyak menaruh perhatian sama generasi kamu karena generasi muda itu generasi yang potensial. Presiden negara kita yang pertama alias Bung Karno pernah berkata,”Berikan padaku sepuluh orang pemuda, akan aku guncang dunia”. Pemuda tentunya identik dengan orang yang enerjik dan cerdas. Kalau seorang negarawan seperti itu, bisa sangat menghargai pemuda, berarti pemuda alias remaja (bahasa psikologinya), bukan generasi main-main. Setiap orang dibekali Sang Pencipta dengan potensinya masing-masing. Ini sudah jelas. Kamu itu unik dan berbeda dengan yang lainnya. Coba saja tengok di lingkungan teman-teman sekelasmu, kebiasaan dan bakatmu itu berbeda. Ada diantara kamu yang suka sepakbola, ada yang suka main basket, ada yang suka main bulutangkis ataupun renang, ada yang suka dengan situasi yang rame-rame. Namun, ada juga yang suka mojok sendirian, bukan karena autis, tapi karena memang menyukai kesendirian dan kesunyian. Masa depanmu ada di tanganmu! Kamulah yang memegang kunci masa depanmu. Ya, hanya kamu. Kamu nggak bisa menggantungkan diri kamu lagi kepada orang lain. Hanya kamulah yang tahu persis bagaimana diri kamu dan mengarahkannya untuk mencapai impian-impian di masa depanmu.
Setiap orang pasti pernah bermimpi. Seperti kata-kata orang kebanyakan, mimpi adalah kembang tidur. Untuk merealisasikan mimpi, tentu saja bermula dari mimpi apa yang akan kamu wujudkan. Terkadang orang memang susah mengenal apa maunya dan apa mimpi yang akan mereka capai dalam hidupnya.
Percaya diri atau pede adalah keberanian yang datang dari kepastian tentang kemampuan, nilai-nilai, dan tujuan diri kita. Pede juga bisa didefinisikan sebagai sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap dirinya sendiri maupun lingkungan atau situasi yang sedang dihadapinya. Pede juga bukan berarti bisa melakukan segala sesuatu. Tapi pede itu muncul karena didukung oleh pengalaman, potensi, prestasi, serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Orang yang nggak pede, jarang yang bisa sukses dan melejit menjadi orang hebat.
Orang bijak berkata,”bangunlah kebiasaan maka pada akhirnya kebiasaan itu yang membentuk kamu”. Karena sebetulnya siapa kamu sekarang pasti dibentuk oleh bagaimana kamu di masa lalu. Kalau dalam lingkungan sekolahan, kamu adalah anak yang hebat, katakanlah selalu mendapat ranking di kelas, maka pasti itu semua adalah karena ada suatu kebiasaan yang kemudian berlanjut menjadi karakter. Nggak mungkin ada orang yang juara satu, tanpa proses pembiasaan-pembiasaan dalam dirinya. Mereka punya kebiasaan belajar tiap hari, diskusi, sampai baca buku. Karena kebiasaan ini makanya mereka bisa meraih predikat bergengsi dalam hal akademik. Prestasi kan nggak bisa diraih dalam satu atau dua malam, dengan sistem belajar kebut semalam. Mereka menjadi hebat karena proses pembiasaan.
Begitu juga dengan orang-orang yang mampu berbicara dengan hebat di depan umum. Orang-orang seusia kamu juga banyak yang bisa ngomong dengan lancar di depan umum. Percayalah bahwa mereka nggak meraihnya dalam semalam suntuk. Mereka jadi lancar cas cis cus di depan umum karena membiasakan diri mereka sendiri. Dan mereka juga sama dengan kamu yang dulunya gagap didepan publik, keringatan kalau disuruh presentasi, atau demam panggung kalau disuruh pidato. Namun, apa yang membuat mereka bisa menjadi ahli adalah dengan membiasakan kebiasaan itu terus-menerus. Mereka bisa dengan santai berbicara didepan umum, seperti santainya kamu curhat ke temanmu, padahal kamu bisa pingsan dan langsung diare, kalau kamu yang disuruh maju ke depan umum. Kebiasaan-kebiasaan yang efektif yang akan membuat diri kamu lebih berkembang lagi adalah :
1. Kebiasaan Nulis 7. Kebiasaan Ahli di Satu Bidang
2. Kebiasaan Baca 8. Kebiasaan Aktif Berorganisasi
3. Kebiasaan Diskusi 9. Kebiasaan Kreatif dan Mencoba Hal
Baru
4. Kebiasaan Hemat 10. Kebiasaan Hidup Sehat
5. Kebiasaan Membangun Persahabatan 11. Kebiasaan Mengikuti Seminar atau
Training.
6. Kebiasaan Ngomong
Kita semua membutuhkan waktu untuk berpikir, merenung, belajar, dan bertumbuh. Kalau nggak punya waktu mengasah ‘kapak’, kita akan kehilangan efektivitas. Bagaimana caranya mengasah kreativitas? Yup, dengan selalu belajar. Belajar adalah cara penting untuk dilakukan dalam kehidupan kita. Sepanjang waktu kehidupan adalah untuk belajar. Long Life Education. Belajar bisa dilakukan secara formal dan informal. Formal, seperti yang kamu jalani sekarang di sekolah. Nonformal bisa lewat pelatihan, diskusi, talkshow, dan seminar. Pada intinya, konsep belajar itu seumur hidup. Dari ayunan sampai ke liang kubur.
Namun, kita nggak bisa belajar segala sesuatunya secara langsung. Harus ada tahapan dan keberlanjutan. Kontinuitas. Lebih baik bagimu jika belajar dua jam selama 10 hari daripada belajar 10 jam dalam dua hari.
Bertahap artinya pekerjaan-pekerjaan besar kamu dibagi dalam beberapa bagian. Misalkan, jika kamu ingin membaca buku setebal 200 halaman, lakukanlah secara bertahap. Misalkan, kamu buat jadwal setiap hari membaca 10 halaman, maka kamu bisa menamatkan buku tersebut dalam waktu 20 hari. Bisa saja kalau kamu lebih sanggup, setiap hari kamu membaca 20 halaman sehingga buku tersebut bisa tamat dalam waktu 10 hari. Dengan adanya kebertahapan ini, kamu bisa mencapai target yang besar tanpa terasa. Karena beban kerja yang berat sudah dibagi-bagi dalam target-target yang kecil. Target-target kecil inilah yang akan bersatu membentuk target besar.
Berkesinambungan artinya adanya kontinuitas. Nggak akan ada gunanya jika target dan jadwal yang kamu buat itu hanya kamu laksanakan di awal, tapi di tengah jalan kamu berhenti. Misalnya kamu mempunyai target membaca buku 20 halaman dalam satu hari. Pada saat awal ketika kamu bersemangat, sampai hari ke-5 mulai muncul rasa bosan, jenuh, dan malas. Hari ke-6 kamu mulai ogah-ogahan. Hari ke-7 kamu berhenti sama sekali. Kalau seperti itu kapan mau selesainya?
So, keep balance! Jika bersemangat jangan terlalu bersemangat, jika lemah semangat janganlah berlama-lama. Jika jatuh, ya tinggal bangkit saja. Semua wajar kok karena kamu adalah seorang manusia biasa. Dengan kebertahapan dan keteraturan, kamu akan sampai pada tujuan besarmu!
Hitam putih masa depan sangatlah bergantung dari kebiasaan-kebiasaan hidup di masa remaja. Buku ini mengajakmu untuk mengenal lebih dalam “siapa dirimu” sekaligus menggali potensimu. Buku ini memberi motivasi kepada pembaca untuk melakukan kebiasaan efektif yang pas dengan minat, bakat, dan kepribadianmu karena masing-masing kamu dianugerahi talenta istimewa. Di buku ini juga terdapat banyak sekali saran-saran yang dapat dilakukan oleh remaja untuk lebih mengembangkan diri, juga terdapat kuis-kuis untuk mengetahui bagaimana kepribadianmu. Bahasa yang digunakan pun tidak kaku dan dapat dimengerti oleh semua kalangan. Namun, terdapat sedikit kesalahan cetak, yaitu pada daftar isi dan penggunaan kata “cari” tetapi tertulis cara pada kalimat “Cari apa kerugian berputus asa”.
Buku ini sangat tepat bila dibaca oleh para remaja yang ingin lebih berkembang dan menginginkan perubahan yang lebih baik, juga untuk para orangtua dan guru yang mempunyai anak berusia remaja untuk mengetahui perubahan yang terjadi didalam diri anak tersebut sehingga penanganan yang dilakukan pun akan tepat pada sasaran.
0 komentar:
Posting Komentar